BAB
1
PENDAHULUAN
Demam disebut dengan febris merupakan
suatu keadaan dimana terjadi peningkatan suhu tubuh, dimana suhu tersebut melebihi
dari suhu tubuh normal. Kejang merupakan masalah neurologic
karena lepas muatan proksimal yang berlebihan dari suatu populasi neuron yang
sangat mudah terpicu (focus kejang) sehingga mengganggu fungsi normal otak. Ada
beberapa penyakit yang dapat menyebabkan kejang demam diantaranya : meningitis,
ensefalitis, tetanus dan epilepsi dan masing-masing mempunyai peyebab yang berbeda.
Peran orangtua terhadap
bayi maupun anak yang menderita kejang demam sangatlah dibutuhkan dan sebagai
orang tua harus selalu memperhatikan suhu tubuh bayi maupun anak guna mencegah
terjadinya demam berulang yang dapat menimbulkan kejang.
BAB
2
PEMBAHASAN
2.1 DEFENISI, ETIOLOGI DAN
PATOFISIOLOGI DEMAM
2.1.1 Defenisi
Demam disebut dengan febris merupakan
suatu keadaan dimana terjadi peningkatan suhu tubuh, dimana suhu
tersebutmelebihi dari suhu tubuh normal.
2.1.2
Etiologi
Demam merupakan gejala
bukan suatu penyakit. Demam adalah respon
normal tubuh terhadap adanya infeksi.
Infeksi adalah keadaan masuknya
mikroorganisme kedalam tubuh. Mikroorganisme tersebut dapat berupa
virus, bakteri, parasit, maupun jamur.
Kebanyakan demam disebabkan oleh infeksi
virus. Demam bisa juga disebabkan oleh paparan panas yang
berlebihan (overhating), dehidrasi atau
kekurangan cairan, alergi maupun dikarenakan
gangguan sistem imun.
2.1.3
Patofisiologi
Suhu tubuh kita diatur oleh sebuah “mesinkhusus” pengatur
suhu yang terletak di otak tepatnya di bagian hipotalamus tepatnya dibagian pre
optik anterior (pre = sebelum, anterior= depan)Hipotalamus sendiri merupakan
bagian dari deinsephalon yang merupakan bagian dari otak depan kita
(prosencephalon).Hipotalamus dapatdikatakan sebagai mesin pengatur suhu
(termostat tubuh) karena disana terdapat reseptor (penangkap, perantara) yang
sangat peka terhadap suhuyang lebih dikenal dengan nama termoreseptor (termo =
suhu). Dengan adanya termorespetor ini, suhu tubuh dapat senatiasa berada dalam
batasnormal yakni sesuai dengan suhu inti tubuh. Suhu inti tubuh merupakan
pencerminan dari kandungan panas yang ada di dalam tubuh kita.Kandungan panas
didapatkan dari pemasukan panas yang berasal dari proses metabolisme makanan
yang masuk ke dalam tubuh. Pada umumnyasuhu inti berada dalam batas
36,5-37,5°C.Dalam berbagai aktivitas sehari-hari, tubuh kita juga akan
mengelurakan panas misalnya saat berolahraga. Bilamana terjadi pengeluraan
panas yang lebih besar dibandingkan dengan pemasukannya, atau sebaliknya maka
termostat tubuh ituakan segera bekerja guna menyeimbangkan suhu tubuh inti.Bila
pemasukan panas lebih besar daripada pengeluarannya, maka termostat ini
akanmemerintahkan tubuh kita untuk melepaskan panas tubuh yang berlebih ke
lingkungan luar tubuh salah satunya dengan mekanisme berkeringat. Dan bila
pengeluaran panas melebihi pemasukan panas, maka termostat ini akan berusaha
menyeimbakan suhu tersebut dengan caramemerintahkan otot-otot rangka kita untuk
berkontraksi (bergerak) guna menghasilkan panas tubuh. Kontraksi otot-otok
rangka ini merupakanmekanisme dari menggigil.Contohnya, seperti saat kita
berada di lingkungan pegunungan yang hawanya dingin, tanpa kita sadari tangan
dan kakikita bergemetar (menggigil). Hal ini dimaksudkan agar tubuh kita tetap
hangat. Karena dengan menggigil itulah, tubuh kita akan
memproduksi panas.Hal diatas tersebut merupakan proses fisiologis (keadaan
normal) yang terjadi dalam tubuh kita manakala tubuh kita
mengalamiperubahansuhu.Lain halnya bila tubuh mengalami proses patologis
(sakit).
Proses perubahan suhu yang terjadi saat tubuh dalam keadaan
sakit lebih dikarenakan oleh “zat toksis (racun)” yang masuk kedalam
tubuh.Umumnya, keadaan sakit terjadi karena adanya proses peradangan (inflamasi)di
dalam tubuh. Proses peradangan itu sendiri sebenarnya merupakan mekanisme
pertahanan dasar tubuh terhadap adanya serangan yangmengancam keadaan
fisiologis tubuh.Proses peradangan diawali dengan masuknya “racun” kedalam
tubuh kita. Contoh “racun”yang palingmudah adalah mikroorganisme penyebab
sakit.Mikroorganisme (MO) yang masuk ke dalam tubuh umumnya memiliki suatu zat
toksin/racuntertentu yang dikenal sebagai pirogen eksogen. Dengan masuknya MO
tersebut, tubuh akan berusaha melawan dan mencegahnya yakni denganmemerintahkan
“tentara pertahanan tubuh” antara lain berupa leukosit, makrofag, dan limfosit
untuk memakannya (fagositosit).Dengan adanya proses fagositosit ini,
tentara-tentara tubuh itu akan mengelurkan “senjata” berupa zat kimia yang dikenal
sebagai pirogen endogen (khususnyainterleukin 1/ IL-1) yang berfungsi sebagai
anti infeksi. Pirogen endogen yang keluar, selanjutnya akan merangsang sel-sel
endotel hipotalamus(sel penyusun hipotalamus) untuk mengeluarkan suatu
substansi yakni asam arakhidonat. Asam arakhidonat bisa keluar dengan adanya
bantuanenzim fosfolipase A2.Proses selanjutnya adalah, asam arakhidonat yang
dikeluarkan oleh hipotalamus akan pemacu pengeluaran prostaglandin(PGE2).
Pengeluaran prostaglandin pun berkat bantuan dan campur tangan dari enzim
siklooksigenase (COX). Pengeluaran prostaglandinternyata akan mempengaruhi
kerja dari termostat hipotalamus.Sebagai kompensasinya, hipotalamus selanjutnya
akan meningkatkan titik patokansuhu tubuh (di atas suhu normal). Adanya
peningkatan titik patakan ini dikarenakan mesin tersebut merasa bahwa suhu
tubuh sekarang dibawah batas normal. Akibatnya terjadilah respon dingin/
menggigil. Adanya proses mengigil ini ditujukan utuk menghasilkan panas tubuh
yang lebih banyak. Adanya perubahan suhu tubuh di atas normal karena
memang “setting” hipotalamus yang mengalami gangguan oleh mekanisme di
atasinilah yang disebut dengan demam atau febris. Demam yang tinggi pada
nantinya akan menimbulkan manifestasi klinik (akibat) berupa kejang(umumnya
dialami oleh bayi atau anak-anak yang disebut dengan kejang demam)
2.2 DEFENISI, ETIOLOGI DAN
PATOFISIOLOGI KEJANG
2.2.1
Defenisi
Kejangmerupakanmasalah
neurologic karena lepas muatan proksimal yang berlebihan dari suatu populasi
neuron yang sangat mudah terpicu (focus kejang) sehingga mengganggu fungsi
normal otak. Dua puncak insiden kejang adalah decade pertama kehidupan dan setelah
usia 60 tahun.
Data
mengenaiinsidensikejangagaksulit di ketahui, diperkirakanbahwa 10% orang
akanmengalami paling sedikitnya 1 kali kejangselamahidupmerekadansekitar 0,3 % - 0,5 % akandidiagnosismengidap
epilepsy.
2.2.2
Etiologi
Beberapa
kelainan yang menyebabkan kejangadalah:
1.
SistemikMetabolik
a.
Hiponatremia yang dapat terjadi bila : Jumlah
asupan cairan melebihi kemampuan ekskresi, ketidakmampuan menahan sekresi ADH
b.
Hipernatremia terjadi saat kekurangan
air yang tidak diatasi dengan baik misalnya pada orang
denganusialanjutataupenderta diabetes insipidus.
2.
Intoksikasi
Penegakan
diagnose pasti penyebab keracunan cukup sulit karena diperlukan sarana laboratorium
toksikologi sehingga dibutuhkan auto anamnesis dan alloanamnesis yang cukup cermat.
3.
Tumor
Simptomatologi
tumor intracranial:
a.
Gangguan kesadaran akibat tekanan
intracranial yang meninggi.
b.
Gejala-gejala umum akibat tekanan
intracranial yang meninggi : sakit kepala, Muntah, Kejang, Gangguan mental
c.
Tanda-tanda lokalisatorik yang
menyesatkan suatu tumor intracranial dapat menimbulkan maninfestasi yang tidak sesuai
dengan fungsi tempat yang didudukinya.
4.
Infeksi
Infeksi pada susunan
saraf dapat berupa meningitis atau abses dalam bentuk epidural, subdural, atau abses
otak.
5.
PenyakitSerebrovakuler
Penyakit serebrovakular
dan serangan otak sering digunakan secara sinonimuntuk stroke. Konvulsi umum atau
fokal dapat bangkit baik pada stroke hemoragik maupun stoke non-hemoragik.
6.
Epilepsi
Epilepsi ialah maninfestasi
gangguan otak dengan berbagai etiologi namun dengan gejala tunggal yang khas,
yaitu serangan berkala yang disebabkan oleh lepas muatan listrik neuron
kortikal secara berlebihan.
2.2.3
Patofisiologi
Kejang
Terjadinya bangkitan
kejang pada bayi dan anak kebanyakan dengan kenaikan suhu badan yang tinggi dan
cepat yang di sebab kan oleh infeksi di luar saluran saraf pusat, misalnya
tonsillitis, otitis media akut, bromkitis, fluronkulosis, dan lain – lain. Serangan
kejang biasanya terjadi dalam 24 jampertama sewaktu demam, berlangsung singkat
dengan sifat bangkitan dapat berbentuk tonik – klonik atau akinetik. Umumnya
kejang berhenti sendiri. Begitu kejang berhenti sendiri. Begitu kejang berhenti
anak tidak memberi reaksi apapun untuk sejenak, tetapi setelah beberapa detik
atau menit anak akan terbangun dan sadar kembali tanpa adanya kelainan saraf.
Kejang terjadi akibat lepas muatan paroksismal yang
berlebihan dari sebuah focus kejangatau dari jaringan normal yang terganggu
akibat suatu keadaan patologik. Aktivitas kejangsebagian bergantung pada lokasi
lepas muatan yang berlebihan tersebut. Lesi diotak tengah,thalamus, dan korteks
serebellum dan batang otak umumnya tidak memicu kejang.Ditingkat membran sel,
focus kejang memperlihatkan bebebrapa fenomena biokimiawi,termasuk yang
berikut:
1.
Instabilitas
membrane sel saraf, sehingga sel lebih mudah mengalami pengaktifan.
2.
Neuron-neuron
hipersensitif dengan ambang untuk melepaskan muatan menurun dan apabilaterpicu
akan melepaskanmuatan secara berlebihan
3.
Kelainan
polarisasi (polarisasi berlebihan, hipopolarisasi, atau selang waktu dalam
repolarisasi) yang disebabkan oleh kelebihan asetil kolin atau defisiensi asam
gama-aminobutirat.
4.
Ketidakseimbanganion
yang mengubah keseimbangan asam-basa atau elektrolit, yangmengganggu
homeostatis kimiawi neuron segingga terjadi kelainan pada depolarisasi neuron.
Gangguan keseimbangan ini menyebabakan peningkatan berlebihan
neurotransmitter eksitatorik atau deplesi neurotransmitter inhibitorik.
Perubahan
perubahan metabolic yang terjadi selama dan segera setelah kehang sebagian
disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan energy akibat hiperaktivitas neuron.
Selama kejang,kebutuhan metabolic secara drastis meningkat; lepas muatan
listrik sel-sel saraf motorik dapatmeningkat menjadi 1000 perdetik. Aliran
darah otak meningkat, semikian juga respirasi danglikolisis jaringan.
Asetilkolin muncul dicairan serebrospinalis (CSS)
selama dan setelah kejang.Asam glutamate mungkin mengalami deplesi selama aktifitas
kejang.
Secara
umum, tidak dijumpai kelainan yang nyata pada autopsy. Bukti
histopatologik menunjang hipotesis bahwa lesi lebih bersifat neurokimiawi
bukan structural. Belum ada faktor patologik yang secara konsisten
ditemukan. Kelainan fokal pada metabolism kalium danasetilkolin dijumpai
diantara kejang. Focus kejang
nampaknya sangat peka terhadap asetilkolinn
suatu neurotransmitter fasilitatorik;
focus-fokus tersebut lambat mengikat dan menyingkirkan asetilkolin.
2.3 JENIS DAN ETIOLOGI PENYAKIT-PENYAKIT
YANG MENYEBABKAN KEJANG DEMAM
2.3.1
Kejang
Demam
Kejang demam adalah
bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh(suhu rektal lebih dari
38˚C)yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
Etiologi
: Hingga
kini belum diketahui dengan pasti.Demam sering disebabkan infeksi saluran
pernapasan atas,otitis media, pneumonia, gastroenteritis, dan infeksi saluran
kemih.Kejang tidak selalu timbul pada suhu yang tinggi.Kadang-kadang demam yang
tidak begitu tinggi dapat menyebabkan kejang.
2.3.2
Meningitis
Meningitis
adalah radang selaput pelindung sistem saraf pusat. Penyakit ini dapat
disebabkan oleh mikroorganisme, luka fisik, kanker, atau obat-obatan
tertentu.Meningitis adalah penyakit serius karena letaknya dekat otak dan
tulang belakang,sehingga dapat menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran,
bahkan kematian. Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh mikroorganisme,
seperti virus, bakteri, jamur, atau pasilan yang menyebar dalam darah ke cairan
otak.
Etiologi
: Disebabkan
oleh bakteri,virus,riketsia,atau protozoa,yang dapat terjadi secara akut dan
kronis.
2.3.3
Meningitis
Bakterial
Meningitis
bakterial adalah suatu peradangan pada selaput otak ,ditandai dengan
peningkatan jumlah sel polimorfonuklear dalam cairan serebrospinal dan terbukti
adanya bakteri penyebab infeksi dalam cairan serebrospinal.
2.3.4
Meningitis
Tuberkulosis Generalisata
Dapat
ditemukan tanda-tanda perangsangan meningen seperti kaku kuduk.Pada pemeriksaan
terdapat kaku kuduk dan tanda-tanda perangsangan meningen lainnya.Suhu badan
naik turun,kadang-kadang suhu malah merendah,nadi sangat labil,lebih sering
dijumpai nadi yang lambat.selain itu terdapat hiperestesi umum.Abdomen tampak
mencekung.Gangguan saraf otak yang terjadi disebabkan tekanan eksudat pada
saraf-saraf ini.Yang sering terkena nervus III dan VII.Terjadi kejang,tanda
–tanda khas penyakit ini adalah apatis,refleks pupil yang lambat dan
refleks-refleks tendo yang lemah.
2.3.5
Meningitis
Purulenta
Gejala
dan tanda penting adalah demam tinggi,nyeri kepala,kaku kuduk,kesadaran
menurun.
2.3.6
Ensefalitis
Ensefalitis adalah radang jaringan
otak yang dapat disebabkan oleh bakteri, cacing, protozoa, jamur, ricketsia, atau
virus.
Masa
prodromal berlangsung antara 1-4 hari,ditandai dengan demam,sakit kepala, pusing,
muntah, nyeri tenggorokan, malaise, nyeri ekstremitas, dan pucat. Kemudian
diikuti tanda ensefalitis yang berat ringannya tergantung dari distribusi dan
luas lesi pada neuron. Gejala tersebut berupa gelisah, iritabel, screaming
attack, perubahan perilaku, gangguan kesadaran, dan kejang.
2.3.7 Ensefalitis Supuratif Akut
Etiologi
: Bakteri
penyebab ensefalitis adalah staphylococcus aureus,streptokok,
E.coli,M.tuberculosa dan T.pallidum. Tiga bakteri yang pertama merupakan
penyebab ensefalitis bakterial akut yang menimbulkan pernanahan pada korteks
serebri sehingga terbentuk abses serebri.ensefalitis bakterial akut sering
disebut ensefalitis supuratif akut.
Secara
umum gejala berupa trias ensefalitis yang terduri dari demam,kejang dan
kesadaran menurun.Pada ensefalitis supuratif akut yang berkembang menjadi abses
serebri,akan timbul gejala-gejala sesuai dengan proses patologik yang terjadi
diotak.Gejala-gejala tersebut ialah gejala-gejal infeksi umum,tanda-tanda
meningkatnya tekanan intrakranial yaitu nyeri kepala yang kronik
progresif,muntah,panglihatan kabur,kejang,kesadaran menurun.Pada pemeriksaan
mungkin terdapat edema pupil.
2.3.7
Ensefalitis
Sifilitis
Gejala
ensefalitis sifilis terdiri dari dua bagian yaitu gejala-gejala neurologis dan
gejala-gejala mental. Gejala-gejala neurologis itu diantaranya adalah kejang
kejang yang datang dalam serangan serangan, afasia, apraksia, hemianopsia,
keasadaran menurun.
Etiologi
: Virus
yang menimbulkan ensefalitis virus adalah virus RNA dan virus DNA.
2.3.8
Epilepsi
Epilepsi
adalah suatu gangguan kronik otak dengan ciri timbulnya gejala-gejala yang
datang dalam serangan-serangan,berulang-ulang yang disebabkan lepas muatan
listrik abnormal sel-sel saraf otak,yang bersifat revesibel dengan berbagai
etiologi.Serangan ialah suatu gejala yang timbul tiba-tiba dan menghilang secara
tiba-tiba pula.
Etiologi
:
a)
Idiopatik ; sebagian besar epilepsi pada
anak adalah epilepsi idiopatik
b)
Faktor herediter; ada beberapa penyakit
yang bersifat herediter yang disertai bangkitan kejang seperti sklerosis
tuberosa, neurofibromatosis, angiomatosis
ensefalotrigeminal, fenilketonuria, hipoparatiroidisme, hipoglikemia.
c)
Faktor genetik ;pada kejang demam dan breath holding spells
d) Kelainan
kongenital otak; atrofi,porensefali,agenesis korpus kalosum
e)
Ganggguan metabolik; hipoglikemia,
hipokalsemia, hiponatremia, hipernatremia.
f)
Infeksi radang yang disebabkan bakteri atau
virus pada otak selaputnya,toksoplasmosis
g)
Tauma;kontusio serebri,hematoma
subaraknoid,hematoma subdural.
h)
Neoplasma otak dan selaputnya
i)
Kelainan pembuluh
darah,malformasi,penyakit kolagen.
j)
Keracunan;timbal (Pb),kamper(kapur
barus),fenotiazin,air
k)
Lain-lain; penyakit darah,gangguan
keseimbangan hormon,degenerasi serebral,dan lain-lain.
2.3.9
Tetanus
Tetanus
adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan meningkatnya tonus otot dan
spasme,yang disebabkan oleh tetanospasmin,suatu toksin protein yang kuat yang
dihasilkan oleh Clostridium tetani.Terdapat
beberapa bentuk klinis tetanus termasuk didalamnya tetanus neonatorum,tetanus
generalisata dan gangguan neurologis lokal.
Etiologi:
Clostridium tetani yang
hidup anaerob,berbentuk spora,tersebar di tanah,mengeluarkan eksotoksin.
2.4 PENYULUHAN TENTANG PENANGANAN DEMAM
2.4.1 Penanganan Awal :
Periode evaluasi menunggu dan melihat
dalam 2-5 hari dimana dugaan sementara yang paling umum adalah infeksi virus.
a) Peringanan
Symptomatic demam seperti : Parasetamol dengan dosis 10-15mg/kg/kali diberikan
4 kali sehari dan tidak lebih dari 5 kali. Dosis Ibuprofen 5-10mg/kg/kali, 3-4
kali sehari. (level III, rekomendasi B)
b) Pemberian
Antibiotik jika diketahui penyebab demam merupkan infeksi bakteri
c) Rekomendasi
pemberian cairan untuk mempertahankan cairan yang cukup dalam tubuh
d) Pelaporan
kembali bila demam tidak membaik dalam 2-3 hari dengan/ tanpa tambahan seperti
ruam, pasien keadaan memburuk
e) Perawatan
intensif di rumah sakit
2.4.2 Penanganan Selanjutnya :
Harus dilakukan pemeriksaan selanjutnya
serta gejala-gejala yang telah diketahui selama periode menuggu dan melihat
untuk mengetahui penyebab demam pada anak.
Pemeriksaan fisis
a) Keadaan
umum dan tanda vital
b) Nafas
cepat
c) Kaku
kuduk
d) Ruam
kulit: makulopapular, petekie, purpura
e) Cairan
keluar dari telinga atau gendang telinga merah pada pemeriksaan otoskopi
f) Pucat
pada telapak tangan, bibir, konjungtiva
g) Nyeri
sendi atau anggota gerak
Pemeriksaan
Laboratorium
a) Pemeriksaan
darah tepi lengkap: Hb, Ht, jumlah dan hitung jenis leukosit , trombosit
b) Apus
darah tepi
c) Pemeriksaan
urin rutin, khususnya mikroskopis
d) Pemeriksaan
foto dada (sesuai indikasi)
e) Pemeriksaan
pungsi lumbal jika menunjukkan tanda meningitis
Penyebab umum demam
pada anak :
1)
Demam Berdarah Dengue
2)
Demam Tifoid
3)
Malaria
4)
Meningitis
5)
Sepsis
6)
Campak
7)
Infeksi Saluran Kemih
8)
Infeksi Telinga
9)
Demam Rematik Akut
2.4.3 Penyuluhan Penanganan Demam pada bayi dan
anak :
Pada prinsipnya demam dapat menguntungkan dan dapat
pula merugikan. Pada tingkat tertentu demam merupakan bagian dari pertahanan
tubuh antara lain daya fagositosis meningkat dan viabilitas kuman menurun,
tetapi dapat juga merugikan karena anak menjadi gelisah, nafsu makan dan minum
berkurang, tidak dapat tidur dan menimbulkan kejang demam. Orang tua mengira
bahwa bila tidak diobati, demam anaknya akan semakin tinggi. Kepercayaan
tersebut tidak terbukti berdasarkan fakta. Karena konsep yang salah ini banyak
orang tua mengobati demam ringan yang sebetulnya tidak perlu diobati. Demam
< 390 C pada anak yang sebelumnya sehat pada umumnya tidak memerlukan
pengobatan. Bila suhu naik > 39 0 C, anak cenderung tidak nyaman dan
pemberian obat-obatan penurun panas sering membuat anak merasa lebih baik.
1.
Istirahat yang cukup.
2.
Anjurkan untuk minum air yang cukup untuk mencegah dehidrasi.
3.
Berikan kenyamanan dengan ekstra selimut selama masa menggigil.
4.
Berikan kompres dingin bila anak merasa panas.
5.
Pertahankan udara kamar/ruangan dingin atau gunakan kipas angin.
6.
Ukur suhu tiap jam untuk bayi dan anak-anak.
7.
Bila suhu di atas 390C, ,maka segera menghubungi pelayanan
kesehatan.
2.5 PENYULUHAN TENTANG PENCEGAHAN
KEJANG
Beberapa tips untuk
mencegah terjadinya kejang/ memperkecil resiko terjadi kejang adalah:
a.
Tidur yang cukup setiap malam - mengatur
jadwal tidur yang teratur.
b.
Hindari stress.
c.
Hindari narkoba dan alkohol.
d.
Hindari terang, lampu berkedip dan
rangsangan visual lainnya.
e.
Makan makanan yang sehat.
f.
Jika sudah pernah kejang sebelumnya dan
sudah berkonsultasi, makan obat yang diresepkan dokter sesuai aturan.
g.
Ketika terjadi kenaikan
suhu bayi maka ibu hendaklah segera mengompres bayi/ anak.
h.
Janganlah menyelimuti
bayi, ibu sebaiknya melonggarkan pakaian bayi agar panas tubuh bisa keluar.
i.
Periksalah suhu tubuh
bayi sesering mungkin. Apabila suhu tubuh bayi berada di atas 38 derajat Celcius, maka segeralah bawa bayi ke
dokter .
saat anak demam sebaiknya diusahakan
menurunkan suhu badannya dengan cara:
- Bila suhu udara panas, kenakan pakaian seminimal/setipis mungkin, atau tanggalkan pakaiannya.
- Jangan selimuti anak dengan selimut tebal, karena justru akan meningkatkan suhu tubuh dan menghalangi penguapan.
- Kompres dengan lap basah (suhunya kurang lebih sama dengan suhu badan anak). Jangan gunakan alkohol atau air dingin (penggunaan alkohol amat berpeluang menyebabkan iritasi pada mata dan keracunan/intoksikasi).
- Anak diusap dengan menggunakan lap atau busa yang dibasahi dengan air hangat pada permukaan tubuh sampai suhu normal. Biasanya suhu akan turun setelah pengompresan 30-45 menit.
- Letakkan kompres di tempat yang tepat, yaitu di leher, ketiak, dan selangkangan. Tujuan utama mengkompres adalah memberi kemungkinan agar panas yang ada dalam tubuh dapat mengalir keluar.
- Seka seluruh permukaan tubuh anak untuk menurunkan suhu di permukaan tubuh. Penurunan suhu yang drastis justru tidak disarankan.
- Beri obat penurun panas.
- Beri banyak minum.
Edukasi
pada orang tua:
Kejang selalu merupakan peristiwa yang
menakutkan bagi orang tua. Kecemasan
dikurangi dengan cara:
1. Meyakinkan
bahwa kejang demam umumnya mempunyai prognosis baik
2. Memberitahukan
cara penanganan kejang
3. Memberikan
informasi mengenai kemungkinan kejang kembali
4. Pemberian
obat untuk mencegah rekurensi memang efektif tetapi harus diingat adanya efek
samping obat
Wong V, dkk. Clinical Guideline on
Management of Febrile Convulsion. HK J Paediatr 2002; 7:143-151
2.6 KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS KEJANG
DEMAM
2.6.1
Komplikasi
Kejang
demam yang berlangsung singkat pada umumnya tidak berbahaya dan tidak
menimbulkan gejala sisa. Tetapi pada kejang yang berlangsung lebih lama (>15
menit) yaitu:
1.
Kerusakan otak
2.
Retardasi mental
3.
biasanya disertai
apnoe, hipoksemia, hiperkapnea, asidosislaktat, hipotensi artrial, suhu tubuh
makin meningkat.
2.6.2
Prognosis
Tingginya
angka morbiditas dan mortalitas diantara bayi baru lahir yang mengalami kejang
berkaitan langsung dengan keparahan factor etiologic yang memliki keterkaitan
erat dengan kerusakan otak permanen. Asfiksia perinatus, perdarahan
intraventrikel yang parah,dan malformasi serebrum khusunya memiliki dampak yang buruk terhadap perkembangan saraf.
Kejang rekuren dari pertama kehidupan
yang mengganggu pernafasan dan jadwal makan dikaitkan dengan peningkatan
morbiditas, terutama jika skor apgar pada menit kelima rendah. EEG yang normal
pada awal kejang berkaitan erat dengan prognosis yang baik. Sebaliknya beberapa
pola EEG pada bayi cukup bulan,termasuk
spikes multifocal atau proses iktus, aktivitas latar suppression burts, dan
rekaman isoelektrik biasanya mengisaratkan prognosis yang fatal atau kecacatan
otak pada lebih 90% kasus.
Dengan penanggulangan yang tepat dan
cepat,prognosisnya baik dan tidak menyebabkan kematian.Dua penyelidikan
masing-masing mendapat angka kematian 0,46% dan 0,74%.
Dari
penelitian yang ada, Frekuensi terulangnya kejang berkisar antara 25%- 50%,yang
umumnya terjadi pada 6 bulan pertama. Apabila melihat kepada umur, jenis
kelamin dan riwayat keluarga mendapatkan :
-
Pada
anak berumur kurang dari 13 tahun, terulangnya kejan pada wanita 50% dan pria
33%.
-
Pada
anak berumur antara 14 bulan dan 3 tahun dengan riwayat keluarga adanya
kejang,terulang kejangnya adalah 50%, sedang tanpa riwayat kejang25%.
Hemiparesi biasanya terjadi pada penderita yang mengalami
kejang lama (berlangsung dari setengah
jam) baik bersifat umum ataupun fokal.kelumpuhannya sesuai dengan fokal yang
terjadi.
Mula-mula kelumpuhan bersifat flasid,tetapi setelah 2 minggu
timbul spastisitas.Millichap melaporkan dari 1190 anak menderita kejang demam
hanya 0,2% saja yang mengalami hemiparesis sesudah kejang lama.
Dari suatu penelitian terhadap 431 penderita dengan kejang
demam sederhana,tidak terdapat kelainan pada IQ,tetapi pada penderita kejang
demam yang sebelumnya telah terdapat gangguan perkembangan atau kelainan
neurologis akan didapat IQ yang lebih rendah dibanding dengan saudaranya
Apabila kejang demam diikuti dengan terulangnya kejang tanpa demam ,retardasi
mental akan terjadi 5 kali lebih besar.
BAB
3
KESIMPULAN
Seorang bayi laki-laki umur 8 bulan
mengalami kejang demam. Dokter dapat memberitahu kepada ibu bahwa bayinya dapat
mengalami kejang kembali jika suhu tubuh bayinya meningkat, untuk itu ibu harus
memperhatikan suhu tubuh bayinya yaitu dengan menyediakan temperatur dirumah, dan
menghitung suhu tubuh bayi sesering mungkin, ketika suhu tubuh bayinya >
390C segera bawa ke dokter terdekat. Selanjutnya ibu harus mengusahakan agar
bayinya diberi minum banyak, memberikan makanan yang sehat, makan obat yang
telah diresepkan, jika bayinya demam segera dikompres dengan air hangat, beri
minum sesering mungkin. Dan dokter dapat memberitahu ibu, bahwa ibu tidak perlu
takut kejang datang kembali jika ibu melaksanakan hal-hal tersebut.